Wa' Baey Kendal

Siapakah Wa' Baey Kendal itu? Dia lah pemudah tampan asal pantura Kendal yang hobi berwisata jalan-jalan, berpetualang dan merantau. Ke Pantai Sekucing sudah biasa, ke negeri seberang juga dilakukannya, kurang apalagi coba.

cek it out dulu broo...


Berawal dari sebuah desa di ujung utara Pulau Jawa. Lahir, berjalan, makan, tidur, sekolah dan aktifitas lain dilakukannya. Sejak lulus SMP , langkah kaki mulai meninggalkan tanah kelahirannya menuju Jogja Istimewa. Bertahun setelah menyelesaikan study di Jogja Wa' Baey Kendal melangkah lagi ke pulau seberang, Batam.


Setelah terombang-ambing setahun lamanya di Batam, Wa' Baey Kendal pun memutuskan beradu nasib menyeberangi lautan untuk ke negeri jiran, tepatnya negeri Sabah yang berada di ujung Borneo bagian Malaysia.

Kerja mudah atau kerja berat tak jadi soal, inilah perjuangan, yang penting lembaran money terkumpul untuk meningkatkan kesejahteraan yang lebih mantap.


Bumi berputar, waktu berlalu tahun berganti sebagian yang dicari sudah didapatkan, maka Wa' Baey si pemuda Kendal pun pulang menuju kampung halaman. Sepertinya untuk meminang Kembang pujaan.

Pengalaman wara-wiri kemana-mana, badan tegap, langkah mantap sehingga di percaya untuk menjaga keamanan disebuah perusahaan BUMN ternama. ini buktinya coy, no pic katanya hoax..


Tapi sebagaimana umumnya perusahan-perusahaan di era kapitalis sekarang ini yang menerapkan prinsip pemerataan keadilan sosial. Posisi Wa' Baey yang sekarangpun harus dilepaskan karena pihak perusahaan ingin memberikan kesempatan pada "wa' baey - wa' baey" lainnya. Ingat, bukan karena kinerja wa' baey yang buruk, tapi sekali lagi asas pemerataan keadilan sosial era kapitalisme inilah yang membuat istilah pegawai tetap sulit terdengar.


Apakah Wa' Baey patah semangat dan meratap didinding kamar?? oh tentu saja tidak, kalau di dinding facebook mungkin sekali-kali iya.


Setiap  peristiwa  pasti ada hikmah dibaliknya, begitu kata pepatah, meskipun kadang sulit sekali menemukan hikmahnya dan jauh lebih mudah menemukan pahitnya. Tenang kawan, itu hanya kadang alias kadang-kadang.

Wa' Baey membuktikan begitu habis kontrak berseragam keamanan, ia jadi punya kesempatan bergabung dengan salah satu Dealer Motor terbesar di kota kelahirannya. Tak disangka, ternyata disini jiwa dan insting marketingnya terkuak. Penjualan demi penjualan terus memperlihatkan grafik.

(yang ini pict ilustrasi dari googling gan..)

Selang beberapa bulan Wa' Baey berkecimpung dibidang marketing motor. ada salah satu perBANKkan diarea kendal yang memberi penawaran untuk bergabung. peluang ini tidak disia-siakanya untuk membuka karirnya yang baru. sama halnya dimarketing motor, diperBANKkan kita dituntut untuk memberikan pelayanan kepada nasabah.


Sampai tulisan ini dibuat, prestasinya tidak mengecewakan. Target-target berhasil dilampauinya dengan mulus. Sepertinya dunia marketing memang passion alaminya, berbagai kendala terlihat begitu mudah dilaluinya. Semoga karirnya bisa terus berkibar.

Sukses untuk Wa' Baey dan kita semua. aamiiiin.


Pantai Ngebum Kaliwungu Kendal

Memperkenalkan wisata Pantai Ngebum Kaliwungu Kendal Jawa Tengah. Selain memiliki tempat wisata Nglimut pemandian air panas Gonoharjo, di Kabupaten Kendal juga mempunyai wisata alam pantai, yakni di Pantai Ngebum Kaliwungu. Untuk masuk ke kawasan pantai tersebut, pengunjung hanya membayar tiket sebesar Rp 2.500.

Memasuki lokasi pantai ini nampak banyak kursi untuk bersantai yang disiapkan pengelola bagi para pengunjung. Namun untuk memanfaatkan fasilitas berupa kursi di sepanjang tepi pantai, kita harus mengeluarkan uang untuk sewa sebesar Rp 5.000.



Jika pengunjung ingin mandi bermain air di tepi laut bisa menyewa ban yang digunakan sebagai pelampung. Setelah puas mandi, pengunjung bisa berbilas badan di tempat-tempat bilas mandi di sekitar lokasi pantai tersebut. Tak hanya itu, banyak warung-warung makan untuk wisatawan yang mencari makanan seperti bakso, soto, rames dan sate.

Suasana makin sore, di Pantai Ngebum ramai pengunjung, ada yang mandi dan bersantai di kursi-kursi bersama keluarga dan teman. Sambil memandang laut lepas dengan hembusan semilir angin sepoi-sepoi dari laut dan suara merdu ombak laut yang berkejaran menuju tepian.

Nampak juga nelayan yang sedang menangkap ikan dengan jaring. Begitu juga perahu nelayan dan kapal yang mencari ikan menambah indah suasana alam pantai.

Saat berada di kursi panjang sambil bersantai menikmati suasana di sore hari, menunggu sunset muncul, seolah serasa berada di pantai Pulau Dewata. Hal itu banyak dilakukan para wisatawan baik domestik dan turis saat menikmati pantai di Bali. Ya, hal seperti itu juga bisa dirasakan di Pantai Ngebum yang dekat dari Kota Semarang.

Untuk sampai di Pantai Ngebum dari Kota Semarang melewati Mangkang, ambil jalan Lingkar Kendal setelah jembatan belok kiri ke arah Pantai Mororejo atau dikenal Pantai Ngebum. Disebut Pantai Mororejo karena pantai itu terletak di Desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu Kendal. Perjalanan bisa ditempuh sekitar setengah jam perjalanan dengan kendaraan motor atau mobil.

Bagi para petualang, pantai ini tidak jauh dari Kota Semarang. Di pantai ini memiliki Pasir lembut berwarna hitam terhampar di sepanjang garis pantai. Jika masyarakat ingin menikmati wisata alam, pantai ini bisa dikunjungi untuk refreshing saat musim liburan bersama keluarga dan teman.
(Yulianto/ suaramerdeka)

Pantai Depok

Pantai Depok yang terletak di Kawasan Pantai Parangtiris Bantul diresmikan sebagai kawasan wisata kuliner oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik, Rabu (16/06/2009). Pantai depok, terletak di pantai selatan Bantul, merupakan salah satu tempat alternatif untuk wisata kuliner dengan menu spesial masakan ikan segar. Pantai depok mulai berkembang tahun 1997, ketika beberapa nelayan asal Cilacap menemukan tempat pendaratan ikan, yang kemudian memotivasi warga setempat untuk ikut menangkap ikan. Pantai Depok tidak begitu jauh dari Jogja, sekitar 25-30 km ke arah selatan, menyusuri jalan Parang Tritis dan membelok ke arah barat sebelum loket wisata Parang Tritis.

Suasana Pantai Depok di sore hari cukup indah, kesan berbeda terlihat karena tidak terdapat karang dan batuan ditepian pantai seperti yang biasa kita temukan di Pantai Parangtritis pada bagian timur. Walaupun demikian deburan ombak yang kencang cukup berbahaya sehingga para pengunjung pantai dilarang mendekat terlalu jauh ke tengah laut.

Suasana pantai yang cukup nyaman dan sejuk di sore hari bisa dimanfaatkan untuk banyak kegiatan. Seperti kami ini memanfaatkan waktu untuk menunggu peristiwa matahari terbenam dengan bermain bola plastik di tanah pantai yang berpasir halus. Selain itu pengunjung pantai juga bisa melakukan kegiatan bermain layang-layang, duduk-duduk di tepian pantai, ataupun berfoto ria.

. Pantai indah jogja lainnya Parangtritis Baron.

Pantai Krakal jogja

Pantai Krakal yang  masih satu mata rantai dari kunjungan ke Pantai Baron dan Pantai Kukup, nuansa perjalanan menuju lokasi Pantai Krakal sedikit berbeda. Bahkan boleh dikatakan, Pantai Krakal memberikan gambaran seutuhnya tentang panorama pantai. Disepanjang perjalanan menuju lokasi pantai ini, terlihat keindahan pemandangan bukit-bukit kapur diselingi dengan teras-teras batu karang.


Paduan bebatuan seperti ini dikenal dengan nama daerah karst, yakni bekas dasar laut yang mengalami proses pengangkatan kerak bumi sehingga menjulang ke atas membentuk sebuah dataran tinggi. Batu-batu karang ini dulunya adalah bekas sarang/rumah binatang karang yang hidup pada saat itu. Pantai Krakal relatif landai.

Hal ini memungkinkan sinar mentari menghidupkan cakrawala perpantaian, dan angin laut berhembus dengan sejuk. Pasir putih terhampar cukup panjang di tepian pantai, yakni sekitar 5 km, seolah selalu putih bersih dibasuh oleh deburan ombak yang cukup besar.


Untuk mencapai pantai Krakal Anda harus melalui Wonosari, ibukota kabupaten Gunungkidul, sekitar 38 km dari Yogyakarta. Jalan yang berliku-liku dan menanjak sudah diaspal dengan baik. Pantai Krakal terletak kira-kira 21 kilometer dari Wonosari, lokasinya terletak sekitar 7 km ke timur dari jalan utama yang bercabang ke pantai Baron. Para ahli geologi mengatakan bahwa dahulu, tempat ini berada dibawah permukaan laut.

Di dalam karangnya, masih banyak fosil yang masih dapat ditemukan. Diantara semua pantai yang membentang di pantai Jawa, Krakal adalah yang paling indah dengan pasirnya yang putih dan dikelilingi dengan tebing-tebing. Sementara itu ombaknya yang besar dan juga buihnya yang putih memberikan nuansa lebih asik pada pantai ini.
wisata pantai di jogja lainnya : Pantai DepokParangtritis  

Pendakian Gunung Rinjani Lombok


Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8ยบ25' LS dan 116ยบ28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak  (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Gunung Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, juga wisatawan mancanegara.Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. 

Jalur Pendakian Gunung Rinjani
Jalur Sembalun
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di senaru, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute yang dilalui adalah gerbang sembalun lawang - pelawangan sembalun-puncak rinjani memakan waktu 9 - 10 jam. Jalur ini sangat dramatis dan mengesankan trail wisata yang anda lalui merupakan padang savana dan punggung gunung yang berliku-liku dengan jurang disebelah kiri dan kanan jalur.
Dibandingkan jalur senaru, jalur pendakian ini tidak terlalu curam, namun karena didominasi oleh padang savana menjadikan perjalanan anda bermandikan peluh oleh teriknya matahari yang menyengat, namun semua itu akan sirna saat anda dibuat terpana oleh indahnya pemandangan padang dan hutan yang luas sepanjang lembah-lembah nan hijau disebelah timur Gunung Rinjani, bahkan mata anda akan dimanjakan oleh indahnya selat Alas dan Pulau Sumbawa di kejauhan. Setelah tiba di puncak Rinjani anda bisa beristirahat sejenak sembari menikmati panorama alam dan berbangga diri telah menginjakkan kaki disalah satu kaki langit di Indonesia serta menimbulkan rasa kekaguman akan ciptaan Tuhan.

Jalur Senaru
Rute Senaru berupa tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Jalur ini sering dipergunakan sebagai jalur pendakian oleh masyarakat adat yang akan melakukan ritual adat/keagamaan di puncak Rinjani atau Danau Segara Anak.Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Selain Jalur Sembalun dan Senaru juga ada jalur Torean, akan tetapi jalur ini tidak seramai kedua jalur tersebut.

Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan passion.
 

Etika pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani

  1. Pendaki/Pengunjung harus melapor ijin pada Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani di Jalan Arya Bajar Getas Lingkar Selatan Kota Telp (0370) 6608874 Mataram, atau Pada Pos  Pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani terdekat dengan membawa/menunjukkan kartu identitas / KTP serta Surat Keterangan Sehat dari Dokter.
  2. Bagi Pendaki/Pengunjung dengan tujuan penelitian, pendidikan dan rombongan harus membawa surat jalan dari organisasi/sekolah/instansi yang bersangkutan.
  3. Pendaki disarankan membawa penunjuk jalan yang sudah berpengalaman
  4. Pendaki/Pengunjung hendaknya membawa perlengkapan/perbekalan secukupnya serta membawa  kembali sampah dan organik keluar kawasan Taman Nasional.
  5. Pendaki/Pengunjung diperbolehkan mendaki pada bulan April s/d November dan disarankan tidak melakukan pendakian pada bulan Desember s/d Maret terkecuali ada izin khusus dari Balai Taman  Nasional Gunung Rinjani.
  6. Selama Berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani diperhatikan beberapa hal antara lain: Dilarang mengambil tumbuhan, binatang, barang-barang dan mencoret-coret/perusakan terhadap pohon/bangunan/batuan yang berada dalam   kawasan. Dirikanlah tenda pada tempat-tempat yang telah diditentukan, Penggunaan api dibatasi pada tempat-tempat tertentu untuk mencegah terjadinya kebakaran dan sebelum meninggalkan Kawasan diwajibkan mengumpulkan sampah dan membawa pulang keluar  Kawasan TNGR
  7. Setelah Selesai melakukan pendakian agar melapor kembali ke Pos pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani terdekat atau Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Gunung Rinjani menyimpan sejumlah mitos atau misteri. Salah satunya adalah Dewi Anjani. Dewi Anjani konon adalah keturunan langsung Raja Selaparang hasil dari pernikahan sang Raja dengan mahkluk halus yang bermukim di gunung Rinjani ketika beliau memohon hujan untuk daerahnya karena kekeringan panjang yang melanda kerajaan Selaparang pada masa itu. Karena itulah sampai saat ini masyarakat suku Sasak dan Hindu Dharma di pulau Lombok sering melakukan ritual Mulang Pekelem yaitu ritual memohon hujan kepada Dewi Anjani dengan memberikan sesembahan berupa lempengan emas yang berbentuk segala macam mahkluk air dengan cara ditenggelamkan ke danau Segara Anak.
sumber: 
Balai taman Nasional Gunung Rinjani
Wikipedia-Gunung Rinjani

Tempat wisata menarik di Lombok : Gilitrawangan, Pantai Senggigi

Goa Bunda Maria Ratu Besokor Kendal


Di lokasi tanah milik Keuskupan Agung Semarang yang terletak di Dusun Besokor, Desa Sidomukti, Kecamatan Weleri. Dusun Besokor, merupakan salah satu Lingkungan Paroki St. Martinus Weleri yang berjarak 3 Km ke arah Selatan yang merupakan kawasan berbukit. Dusun besokor ketika itu adalah Dusun tertinggal, sebagian penduduknya adalah buruh tani atau buruh perkebunan.

pict: derryku

Dimulai pada tahun 1987 Rm. T. Widyana, SJ selaku Romo Paroki St. Martinus Weleri bersama dengan umat dari lingkungan St. Yusuf Besokor didampingi beberapa anggota Dewan Paroki berjalan-jalan di tanah perbukitan yang dikelola oleh para Suster AK untuk mencari tempat doa yang hening, teduh, nyaman dan jauh dari keramaian. Dari sini diketemukan sebuah lubang besar di dalam tanah dengan diameter ± 8 s.d. 10 meter beserta lorong yang panjangnya ± 5 meter, tempat ini menurut sumber yang ada dulunya adalah tempat persembunyian buatan Jepang.

Klayar, Keindahan Pantai Selatan

Klayar, Keindahan Pantai Selatan

Pantai asri berpasir putih dengan ombaknya yang kuat menghempas tebing batuan karst..

Klayar adalah salah satu pantai di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Mungkin anda sudah pernah mendengarnya karena beberapa waktu yang lalu banyak media baik cetak maupun elektronik ikut memberitakan hilangnya beberapa pengunjung yang terseret ombak di pantai ini. Ombak di pantai ini memang cukup besar, bahkan saya sendiri pernah menjadi korbannya, tapi alhamdulillah saya masih bisa berbagi cerita ini :)


Sebenarnya sudah lama saya ingin berlibur akhir pekan ke pantai. setelah mencari informasi ke beberapa teman, maka aku dan 3 sahabatku memutuskan untuk pergi ke Pantai Klayar. Kami berangkat dari Solo menggunakan dua sepeda motor, melewati Sukoharjo-Wonogiri dan memasuki Pacitan. Di daerah Wonogiri kami sempat menikmati tahu kupat, jujur rasanya maknyuss hanya saja porsinya terlalu sedikit buat ukuran kami,hee..
Kami tiba di Klayar sudah gelap, saat itu hujan lumayan deras sehingga kami langsung berteduh di warung yang kosong. Angin laut yang lembab begitu terasa, suara hempasan ombak terdengar jelas. Di warung yang terbuka ini kami mengeluarkan matras dan peralatan masak, mie instan, snack dan kopi hitam..

Pagi tiba, alhamdulillah cuacanya cerah, tampaklah landscape klayar yang kemaren disembunyikan oleh gelapnya malam dan hujan. Ternyata memang tidak salah, panoramanya begitu memanjakan mata ini. pasirnya yang putih putih dengan tebing-tebing batu karst di kejauhan menciptakan kesan tersendiri. Saat air surut terlihat batu-batu karang yang menjebak air laut bahkan ikan-ikan kecil juga, jika kalian mengamati banyak bulu babi di lubangnya.



 

Kami berjalan ke arah pantai yang bertebing, batu nya terlihat indah dengan bekas kikisan ombak laut. Meski air pasang belum terlalu besar, gemuruh ombaknya terdengar jelas menghempas tebing. Ada juga batuan yang menjorok ke laut seperti tanjung.
 


 



Saat kami tiba di atas batu tersebut ternyata sudah ada pengunjung lain yang tengah menikmati keindahan ciptaan-Nya sambil berburu gambar. Pemandangan yang paling menarik perhatian adalah air mancur dari air laut yang terjebak di sela-sela batuan, semakin besar ombak maka akan semakin tinggi pancuran air tersebut. Suara semburannya keras seperti air yang disemprotkan dengan tenaga yang begitu besar. Aku dan teman-teman pun tak mau ketinggalan untuk bermain dan mengabadikan dengan jepretan kamera poket hasil cumi alias cuma minjam [maklum aja ^.^..]

 

 

 


Tepian tebing yang Indah dengan hempasan ombaknya yang mendebur-debur membuatku ingin turun mendekat dan mersakan deburannya. Tapi apes, saat aku berdiri juah di tepian ombak yang besar datang tanpa aku melihatnya, saat ku sadari air sudah begitu dekat dan breessss... aku sudah di terjang, tubuhku dihantamkan batuan, beberapa saat aku terdiam kemudian rasa perih ku rasakan di tangan, kaki dan wajah. Keteledoranku harus dibayar, tapi syukurlah tidah parah...




pulang..
Setelah Puas menikmati dan bermain kamipun segera pulang karena berencana untuk singgah dulu di Goa Gong yang masih satu jalur dengan arah ke Pantai Klayar ini.

Ranukumbolo

Ranukumbolo merupakan danau yang berada di Gunung Semeru. Danau ini berada pada ketinggian 2400 meter dari permukaan laut. Untuk mencapai tempat ini kita harus berjalan kaki kurang lebih 5-6 jam dari basecamp pendakian gunung semeru.

Suhu di sekitar danau cukup dingin, ada yang bilang pada malam hari suhunya dibawah 5 derajat celcius, tapi saya tidak pernah membawa alat ukurnya :) yang jelas memang sangat dingin menurut saya. banyak orang yang datang kesini hanya untuk sekedar mancing atau berkemah karena pemandangannya memang sangat indah...
ada tanjakan cinta dengan mitosnya...

Ranukumbolo yang tampak kecil dari atas dikelilingi relief alam G. Semeru

Libur di kamar ..

Setelah ikut acara pendakian Gunung Sumbing hampir 2 bulan yang lalu, aku belum sempat kemana-mana lagi. Bosan juga rasanya, eh sekarang malah meriang, pilek n bersin terus... di rumah aja ngisi blog, ada juga yg ta ikutkan kontes blog trips/adventure nya djarum, kalo pengen lihat foto2 silahkan di klik aja exotisnya klayar,  jangan lupa jempol like nya di akhir cerita nya hehe :) sapa tau bs menang , xixi..


Pulau Weh - Sabang

Pulau Weh (atau We) adalah pulau vulkanik kecil yang terletak di barat laut Pulau Sumatra. Pulau ini pernah terhubung dengan Pulau Sumatra, namun kemudian terpisah oleh laut setelah meletusnya gunung berapi terakhir kali pada zaman Pleistosen. Pulau ini terletak di Laut Andaman. Kota terbesar di Pulau Weh, Sabang, adalah kota yang terletak paling barat di Indonesia.

Pulau ini terkenal dengan ekosistemnya. Pemerintah Indonesia telah menetapkan wilayah sejauh 60 km² dari tepi pulau baik ke dalam maupun ke luar sebagai suaka alam. Hiu bermulut besar dapat ditemukan di pantai pulau ini. Selain itu, pulau ini merupakan satu-satunya habitat katak yang statusnya terancam, Bufo valhallae (genus Bufo). Terumbu karang di sekitar pulau diketahui sebagai habitat berbagai spesies ikan.


Pulau Weh terletak di Laut Andaman, tempat 2 kelompok kepulauan, yaitu Kepulauan Nikobar dan Kepulauan Andaman, tersebar dalam satu garis dari Sumatra sampai lempeng Burma. Laut Andaman terletak di lempeng tektonik kecil yang aktif. Sistem sesar yang kompleks dan kepulauan busur vulkanik telah terbentuk di sepanjang laut oleh pergerakan lempeng tektonik.

Pulau ini terbentang sepanjang 15 kilometer (10 mil) di ujung paling utara dari Sumatra. Pulau ini hanya pulau kecil dengan luas 156,3 km², tetapi memiliki banyak pegunungan. Puncak tertinggi pulau ini adalah sebuah gunung berapi fumarolik dengan tinggi 617 meter (2024 kaki).[1] Letusan terakhir gunung ini diperkirakan terjadi pada zaman Pleistosen. Sebagai akibat dari letusan ini, sebagian dari gunung ini hancur, terisi dengan laut dan terbentuklah pulau yang terpisah.

Di kedalaman sembilan meter (29,5 kaki) dekat dari kota Sabang, fumarol bawah laut muncul dari dasar laut. Kerucut vulkanik dapat ditemui di hutan. Terdapat 3 daerah solfatara: satu terletak 750 meter bagian tenggara dari puncak dan yang lainnya terletak 5 km dan 11,5 km bagian barat laut dari puncak di pantai barat teluk Lhok Perialakot.


Terdapat empat pulau kecil yang mengelilingi Pulau Weh: Klah, Rubiah, Seulako, dan Rondo. Di antara keempatnya, Rubiah terkenal sebagai tempat pariwisata menyelam karena terumbu karangnya. Rubiah menjadi tempat persinggahan warga Muslim Indonesia yang melaksanakan haji laut untuk sebelum dan setelah ke Mekkah.


Selama tahun 1997-1999, Conservation International melakukan survei terhadap terumbu karang di wilayah tersebut. Menurut survei, keanekaragaman terumbu relatif sedikit, tetapi keanekaragaman spesies ikan sangat besar. Beberapa spesies ditemukan selama survey termasuk di antaranya Pogonoperca ocellata, Chaetodon gardneri, Chaetodon xanthocephalus, Centropyge flavipectoralis, Genicanthus caudovittatus, Halichoeres cosmetus, Stethojulis albovittatus, Scarus enneacanthus, Scarus scaber dan Zebrasoma desjardinii.


Pada 13 Maret 2004, spesimen langka dan tidak biasa dari spesies hiu bermulut besar, terdampar di pantai Gapang. Hiu bermulut besar memiliki mulut besar yang khas, hidung yang sangat pendek dan lebar. Spesimen tersebut merupakan penemuan yang ke-21 (beberapa mengatakan ke-23) dari spesiesnya sejak penemuannya pada tahun 1976. Hiu jantan yang berukuran panjang 1,7 meter (5,58 kaki) dan memiliki berat 13,82 kg (30,5 pon) yang membeku dikirim ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk penelitian lebih lanjut. Sampai tahun 2006, hanya terdapat 36 penemuan hiu bermulut besar di Samudra Pasifik, Hindia, dan Atlantik.

Gempa bumi dan tsunami tahun 2004 memengaruhi ekosistem di pulau tersebut. Di desa Iboih, petak tanaman bakau yang besar hancur. Puing dari daratan ditumpuk di karang-karang sekitarnya sebagai akibat tsunami. Pada tahun 2005, sekitar 14.400 bibit bakau ditanam kembali untuk menyelamatkan hutan bakau tersebut.

Selain daripada ekosistem bawah laut, pulau Weh merupakan satu-satunya habitat dari spesies katak yang terancam, bernama Bufo valhallae (genus "Bufo"). Spesies ini hanya dapat diketahui dari ilustrasi dari pulau ini. Karena penggundulan hutan di pulau Weh, populasi dari spesies tersebut tidak pasti.
sumber:wikpwdia
gambar:kaskus

Pendakian Gunung Merbabu

Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan ,sedangkan kabupaten semarang di bagian utara. Gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

 
Gunung merbabu dapat di daki melalui jalur selo, kopeng maupun ngagrong. Gunung ini berdampingan dengan gunung merapi di sebelah utaranya. Selo adalah daerah pendakian yang ideal, disamping terdapat bescamp pendakian ke gunung merbabu, juga terdapat bascamp pendakian ke gunung merapi, kedua bascamp ini hanya terpisah oleh jalan yang menghubungkan kota Boyolali dengan muntilan(Magelang). Selain itu selo juga memiliki pemandangan yang bagus karena letaknya yang berada di antara gunung merapi dan merbabu. Selo berasal dari bahasa jawa yang berarti “Celah” , jadi Toponimi selo berasal karena tempat tersebut merupakan celah yang diapit oleh gunung merapi di sebelah selatan dan merbabu di sebelah utara. Nb- baca selo seperti e pada kata selalu. Karena kalau di baca e seperti pada kata edan, maka akan mempunyai arti batu.

Bascamp Selo (kecamatan selo, kab. Boyolali) dapat di tempuh dari Solo melalui kota Solo-Boyolali-Selo, perjalanan melalui angkutan umum bisa di tempuh dengan bus rute Solo-Boyolali dan diteruskan dengan mini bus jurusan Boyolali-Selo. Sedangkan dari arah jogja lebih mudah di tempuh melalui jalur Jogja-Muntilan-Selo dan dari arah Semarang dapat ditempuh melalui Semarang –Magelang-Muntilan-Selo.

Liburan semester adalah liburan paling kami nantikan pada waktu kuliah, bulan juni tahun lalu (2008) kami mempunyai target untuk bermain-main di gunung merbabu, karena semester sebelumnya telah pernah mendaki gunung merapi. Seperti biasa terdapat 2 manusia yang sulit terpisahkan dalam pendakian, yaitu saya sushi motto dan azis alias simbah. Liburan ini bertepatan dengan libur panjang akhir tahun sehingga banyak mahasiswa yang memilih pulang kampong ke daerah asal masing-masing. Akhirnya pendakian ini kami lakukan dengan 3 awak yaitu saya sendiri,bekti van sambas, dan simbah. Meskipun hanya ber-3 kami sangat antusias untuk sampai puncak merbabu secepatnya.

Terik matahari di siang hari (21 juni 08) membuat kami gerah, di dalam rumah kos saya, simbah mendatangi dengan semangat untuk mengajak berbelanja kebutuhan logistik pendakian, siang itu juga kami bertiga berbelanja kebutuhan kami, dan yang tak terlupakan adalah kopi hitam untuk menemani perjalanan kami, ya,,,kopi adalah bawaan yang selalu kami sediakan, dan kopi adalah saksi bisu kami dalam perjalanan ke puncak gunung manapun. Perjalanan kami tempuh dari solo dengan naik motor pada sore itu sekitar jam 5, yang start di kos saya di belakang kampus UNS.

TAKUT ANJING

Sesampainya di selo jam menunjukkan pukul setengah 7. Bertiga kami langsung melaju mengikuti papan penunjuk arah bascamp merbabu, melewati perkebunan warga yang sepi melalui jalan aspal rusak sekitar 10 menit, tapi lama kelamaan tak kunjung terdapat pemukiman yang biasa terdapat di lereng gunung yang biasa di jadikan tempat bascamp. Kami bertiga berhenti di jalan sempit di tengah ladang warga. Di tengah jalan yang sempit dan di tempat curam membuat kami sulit memutar sepeda motor kami untuk berbelok arah, karena arah yang kami tuju ternyata buntu oleh longsoran. Dengan kesusahan kami memutar sepeda motor, terdengar sayup-sayup gonggongan anjing yang lambat laun semakin dekat dengan kami. Kami pun semakin grogi dan berteriak-teriak karena si anjing ini menggonggong dan mendekat kami. Akhirnya dengan segala ketakutan dengan anjing kami berhasil memutar motor kami dan langsung menggeber motor kami ke bawah.

Akhirnya kami kembali ke pusat kota selo dan mencari tahu daerah bascam yang kami cari, ternyata bascamp yang kami tuju tadi tidak dapat di akses karena terhalang oleh longsoran, cetus warga. Dan akhirnya disarankan warga untuk melalui jalan yang lainnya untuk mencari daerah tersebut.

JAM 9 DARI BASECAMP

Sesampainya di bascam kami langsung melakukan sholat isya + jama” dengan sholat magrib. Selain itu karena suhu dingin kami memesan kopi sekaligus nasi+telor untuk makan malam kami. Jam menunjukkan pukul 9.00. kami segera mempersiapkan tas kami untuk segera kami bawa dalam pendakian. Kami adalah kaum minimalis yang males ngemodal-is, ha2,,, karena malam itu juga kami mendaki hanya diterangi dengan lampu korek gas seharga 1500-,. Perjalanan sangat menyenangkan, kami bertiga mengisi perjalanan kami dengan saling bertukar cerita ketika kami masih sma dulu. Kami kurang mengetahui nama-nama tempat ang di gunakan untuk seatle peristirahatan, karena kami mendaki pertamakali di gunung itu dan tanpa guaide yang telah bermean ke gunung itu juga. Perjalanan kami susuri melewati hutan lebat yang berada di lereng bawah gunung merbabu, dan di temani oleh nyanyian anjing hutan yang menggonggong. Kesunyian di tengah hutan juga terusik ketika kami menyalip rombongan anak-anak SMA dari klaten yang sedang kelelahan, dan 2 dari mereka memilih turun karena masuk angin. Selanjutnya mereka menguntit kami berharap mendapat layanan guaide dari kami. Kami pun menyilakan mereka untuk berbareng dengan kami. Di tengah rimbunnya semak-semak yang di lalui jalan setapak terdapat alur air hujan yang mempunyai kedalaman 2 meter, alur tersebut tertutup rapi oleh rerumputan dan tumbuhan perdu, sehingga mampu menjebak kedua personel dari rombongan anak SMA tadi, keduanya terperosok masuk ke parit tersebut hingga kepala merekapun tidak terlihat dari atas karena tertutup semak. Akhirnya mereka berteriak minta tolong. Dan kemudian berhasil di angkat. Ha,,,ha…kami ber tiga sempat berbisik “”untung saja anak-anak SMA ini kita suruh duluan” sehingga bukan kami yang terperosok kedalam jurang, dan kami pun tertawa,,,(he,,,2,,,sori yo cah klaten)

MALAM HARI DI PADANG RUMPUT

Sekitar jam 02.00 dini hari kami berhasil sampai di padang rumput pertama, pemandangan sangat eksotis pada malam itu, karena berbarengan dengan bulan yang bulat sempurna menyinari kesunyian padang rumput yang sedikit terganggu oleh desiran angin malam. Kami berpencar dengan rombongan anak SMA tadi, mereka memilih untuk sampai di padang rumput dari pada susah-susah ke puncak. Beristirahat dan menggelar matras adalah pilihan kami untuk menikmati malam terang bulan di padang rumput, untuk menghangatkan suasana malam, sebungkus kopi, gula siap kami racik menjadi minuman kopi yang kami sukai. Malam itu kami tidak membawa gas dan kompor, sehingga kami butuh bantuan kayu-kayu kering untuk membuat api, sekaligus membuat perapian untuk menghangatkan badan juga untuk membikin kopi.


Rembulan malam juga membantu menemai kami mengusir kesunyian, sedangkan di arah selatan terlihat sorotan-sorotan cahaya kecil yang merupakan lampu senter para pendaki gunung merapi.apabila suasana tidak berkabut sinar senter pendaki gunung merapi dapat terlihat dari gunung merbabu, begitupun sebaliknya apabila kita mendaki gunung merapi, maka senter pendaki gunung merbabu akan juga tampak. Hal ini terjadi karena jarak gunung merbabu-merapi sangat dekat dan jalur pendakiannya pun bersejajar. Kejadian ini juga dapat terlihat ketika kita mendaki gunung Sindoro maupun gunung Sumbing, karakter letak maupun jalur pendakian yang bersebelahan.


Simbah duduk di samping tas-tas kami yang kami letakkan di tanah sambil mempersiapkan piranti, sedangkan saya dan bekti mencari ranting-ranting kering di sekitar padang rumput yang mempunyai ketinggian sekitar 2400 m dpl. Kayu agak sulit kami temukan, hanya rumput-rumput yang lebat yang memenuhi tempat itu. Tapi untungnya masih ada beberapa gerombol pohan yang tumbuh di antara jutaan pasukan rumput yang berbaris. Satu-dua ranting kami kumpulkan tetapi ga dapat banyak untuk kebutuhan kami memasak air, tiba-tiba,,,alhamdulilah ,,,,saya bergumam dan mengatakan pada bekti, “wah bek ni pendaki kok baek banget mau ninggalin kayu yang sebanyak ini” tanpa piker panjang kmi berdua mengangkut tumpukan kayu kering tersebut.(siangnya waktu turun, ternyata kayu-kayu tersebut merupakan kayu milik warga, sempat berpapasan dengan warga yang sedang mencari kayu, sayapun bertanya, kok sampai setinggi ini buk,,nyari kayunya,,,? Padahal dalam hati kami sedikit tertawa dan mengatakan soriiiiii bu kayumu semalem tak bakar satu gendongan,,,,,,,,,,,,,,,,) kasihan juga sbenarnya tp kita bertiga tertawa terbahak-bahak ketika menjauh dari ibu pencari. Sekali lagi maafkan ..


Sesampai di tempat perapian kayu kami bakar sambil merebus air kami bercanda dan ber-foto2 di kesunyian gunung, yang sesekali terdengar riuh gugusan rumput lebat yang terbelai-belai oleh angin. Setelah beberapa waktu kopi manis dan mie kuah telah terhidang, kami benar-benar menikmati kesunyian tersebut.wah,,,,,indahnya alam ini,,,,

Tanpa terasa jam mulai menunjukkan jam 4 pagi, sehingga kami bergegas melanjutkan perjalanan ,,,,,


MENUJU LERENG PUNCAK

Beberapa saat kami melanjutkan perjalanan, di ufuk timur mulai terdapat remang-remang cahaya yang menandakan matahari mulai berusaha menyingkap lebatnya awan di timur. Di lereng gunung yang berselimut hamparan rumput yang sama sekali tidak terdapat permukaan tanah yang terlihat, semua lantai gunung berasal dari karpet rumput indah nan mewah. Sejenak kami berhenti di lembah diantara dua bukit untuk menikmati sunrise yang mulai mengintip, nan indah gunung lawu yang sedikit terlihat di sebelah timur yang mengecoh mencoba mencuri perhatian untuk menyaingi indahnya sunrise


Indahnya gunung merapi yang mempunyai dua warna, bawah hijau dan atas abu-abu yang merupakan material pasir di sertai asap belerang yang mengepul menambah cantiknya pemandangan di gunung merbabu. Pesona gunung merbabu tidak hanya itu, bunga cantik nan elok juga menghiasi jalan setapak menuju puncak, ya ,,edelweiss adalah bunga itu. Merbabu mempunyai jumlah pohon edelweiss yang paling banyak diantara gunung-gunung se-Jawa Tengah. Keindahannya mencuri perhatian kami, sehingga kami juga berhenti di hutan edelweiss yang paling besar dan rimbun se Jawa tengah, pohonnya mempunyai tinggi sekitar 3,5meter dan diameter pohon mencapai 15 cm, hal seperti ini sulit di temui di gunung-gunung jawa tengah/timur selain di merbabu.

Banyak tipuan puncak bukit di merbabu, sehingga setiap kali kami melihat puncak dan bergegas ke sana, lagi-lagi masih ada puncak yang di atasnya, tenaga kami mulai terkuras di sebelum 2bukit dari puncak, kami kelelahan dan bersandar di lereng beralaskan karpet alam dari rumput. Tanpa kami sadari kami bertiga tertidur pulas, dan terbangun ketika matahari mulai panas ketika jam 7.10. kami tertatih-tatih untuk berjalan, beberapa kali kami menoleh kebelakang mencoba mencuri indahnya pemandangan gunung merapi disela-sela langkah kami. Mendadak kedua personel sulit di giring, simbah tampak lelah, sedangkan bekti berkali-kali memegangi perutnya. Kejadian ini yang paling banyak menelan waktu. Si bekti mengeluh ingin buang hajat, karena sakit perutnya tak tertahan lagi. Diapun menoleh ke kanan kiri untuk mencari tempat,,,bla,,,bla,,,,,! Sedangkan kita berdua menertawakan bekti yang kesakitan karena ingin,,,,,,,,,***cret. Tp akhirnya g jadi juga.

PUNCAK MERBABU

Akhirnya kami sampai di titik 3.145 meter di atas permukaan air laut, susah payah kami akan segera membuat kami berbeda. Suasana cerah, bersamaan musim kemarau. Kanan-kiri menoleh tak sia-sia karena setiap sudut akan menjadi pemandangan yang indah.

Di timur terdapat gunung lawu,meskipun terlihat kecil dan separuhnya tertutup kabut pagi.Sebelah selatan terdapat gunung merapi dan kepulan asap belerangnya, pemandangan ini sangat menakjubkan, seakan-akan kita tinggal selangkah lagi dan melompat bisa sampai di gunung merapi.

Sebelah utara terdapat perbukitan kacil sekitar bukit cinta, jajaran bukit kecil tampak menawan dan sebelah barat terlihat dua gunung yang seakan sedang bercumbu, yaitu gunung sindoro dan sumbing. Di atas kami membuat rekaman parody ala kami, serta berfoto ria. Lelah letih perjalanan semalam terbayar lunas dengan indahnya pesona gunung merbabu, menurut saya pribadi nilai pemandangan rating tertinggi adalah di puncak gunung merbabu di banding gunung se-jawa tengah lannya.


Pada hari itu udara tidak terlalu dingin, sinar terik matahari menyongsong semangat kami. Tingginya kami berpijak tidak membuat kami menjadi tinggi hati, diharapkan dengan moment seperti ini kita bisa menambah syukur dan ketaqwaan kita,amin…

“”Sushi motto, aziz dan bekti akan selalu berpetualang meskipun harus cuma bertiga maupun berdua.””””

Sekedar mengingatkan khususnya buat saya pribadi dan pembaca pada umumnya, jangan lupa sholat meskipun berada dimana saja, gunung, pantai, sedang berlibur maupun kemana.Bravo….PenceClub,,,,

baca juga pendakian lainnya: Gunung LawuMerapiSemeru Slamet Sumbing